Minggu, 31 Juli 2011

Taushiyah edisi 70 Mei-Juni

Kun Rajulan Yadri Wa Hua Yadri Annadu Yadri...!

K.H MASBUHIN FAQIH
Santri-santri....
            Di pesantren ini kalian harus tahu, bahwa yang menjadi harapan pengasuh kepada kalian semua adalah menjadi seseorang yang memahami dirinya dengan baik. Ia menyadari dirinya sejauh mana ia harus melakukan yang terbaik bagi Agamanya. Niat kalian harus benar dalam tholabul ‘ilmi di Pesantren. Perlu kalian renungkan, bagaimanakah diri kalian di dalam setiap tindak tanduk.
            Hakikatnya di dunia ini ada empat tipe manusia yang perlu kalian ketahui dan menjadikanya sebuah muhasabah, termasuk yang manakah diri kalian. Tipe manusia yang pertama adalah Rajulun Yadri wa Hawa Yadri Annhu Yadri. Tipe manusia yang seperti inilah yang sangat pengasuh harapkan kepada kalian. Kalian harus menjadi seseorang yang mengerti dan mengerti bahwa ia mengerti. Artinya jika kalian menjadi orang Alim, kalian juga harus mengamalkan ilmu kalian dengan segala keilmuan yang kalian meliki secara sadar bukan karena terpaksa ataupun hanya ingin terpandang. Yang kedua adalah Rajulun Yadri wa Huwa la Yadri Annahu Yadri. Tipe orang yang seperti ini perlu kita sadarkan. Ia adalah orang yang tidak mengerti bahwa sebenarnya dirinya adalah orang yang mengerti. Sadarkan orang yang seperti ini dengan tutur kata santun dan nasehat yang bijaksana bukan dengan olok-olok ataupun tidak memedulikanya. Selanjutnya adalah Rajulun La Yadri wa Huwa Yadri Annahu la Yadri. Tipe orang yang seperti ini masih mempunyai himmah yang tinggi dalam memperbaiki dirinya karena ia sadar bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai banyak kekurangan dan harus segera membenahiya. Maka paling tidak seorang santri kalaupun tidak bisa menjadi tipikal orang yang pertama tadi seyogyanya ia menjadi tipe orang yang ketiga ini. Artinya, ia harus menyadari dirinya dan faham apa yang seharusnya ia lakukan untuk memperbaiki dirinya. Yang terakhir adalah model orang Rajun La Yadri wa Huwa La Yadri Annahu La Yadri, na’dzu billah min dzalik. Jangan sampai tipikal manusia yang ketiga ini menjadi karakter kalian. Tidak berlebihan jika kita mengistilahkan orang seperti ini sebagai Jahilun Murakkabun, sebab ia tidak mau tahu bagaimanapun dirinya, padahal sebenarnya dirinya memiliki kekurangan yang harus dibenahi, bahkan ia menyepelekan perkara yang seharusnya ia jadikan introspeksi dan memperbaiki diri.
            Oleh sebab itu menjadi sebuah keniscayaan bagi kalian untuk menjadi Rajulun Yadri wa Huwa Yadri Annahu Yadri, hal ini sama dengan motto pesantren yang mengharapkan terciptanya santri yang Alim, Sholeh dan Kafi. Atau paling tidak, jika itu dirasa berat maka kalian harus menyadari akan kekurangan diri kalian dan harus membenahinya “Rajulun La Yadri wa Hua Yari Annahu La Yadri, sehingga dengan kesadaran tersebut kalian termasuk orang yang selalu mendapatkan perlindungan Allah Swt dan ke-ridho-an-Nya.
Para santri...
            Untuk menjadi tipikal yang pengasuh harapkan tadi maka kalian harus mematuhi segala hal yang menjadi kewajiban dalam Pesantren ini. Hal yang pertama dan paling utama adalah masalah shalat jamaah. Jangan pernah meninggalkanya, karena itu adalah fondasi keimanan kita dan menjadi sebuah wasilah agar kalian berhasil dalam tafaqquh fiddin. Selain itu, juga karena pahala yang ada dalam shalat Jama’ah jauh lebih banyak dari pada shalat fardi atau sendirian. Maka, tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat Jama’ah. Dan yang paling baik adalah berjamaah dengan Imam yang memiliki tingkat ketakwaanya tinggi. Maka dalam pesantren ini yang mana kalian selalu ditempa untuk terus lebih baik, jangan mengyia-nyiakan kesempatan yang selalu terbuka untuk kalian,  sebelum nanti penyesalan akan kesempatan yang tersiakan ada di akhir.